Sebelum resmi bernama Bandar Lampung, kota yang memiliki jumlah penduduk terpadat ketiga di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan Palembang ini telah mengalami beberapa kali perombakan. Hal tersebut bersumber dari catatan sejarah Kota Bandar Lampung itu sendiri.
Berdasarkan letak geografisnya, Bandar Lampung adalah pintu gerbang utama di Pulau Sumatera. Berperan penting dalam jalur transportasi serta pendistribusian barang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera.
Itulah mengapa kota ini dikenal sebagai pusat perekonomian di Provinsi Lampung. Luas wilayah kota yang berpenduduk sekitar 8.316 jiwa / km persegi ini mencapai 169,21 km persegi. Terdiri dari 20 kecamatan dan 126 kelurahan. Kota ini juga merupakan ibukota sekaligus pusat pemerintahan Provinsi Lampung.
Awal Mula Sejarah Kota Bandar Lampung
Berdirinya Kota Bandar Lampung tidak terlepas dari peran serta kaum penjajah yang pernah menduduki wilayah Lampung. Oleh karenanya, sejarah berdirinya Kota Bandar Lampung ini juga diwarnai dengan hadirnya para kaum penjajah yang menduduki Provinsi Lampung pada saat itu.
Ketahui juga » Sejarah Kota Metro Lampung Sebagai Daerah Kolonisasi
Masa Sebelum Kemerdekaan Indonesia
Di masa pendudukan kolonial Hindia Belanda, wilayah kota Bandar lampung merupakan bagian dari wilayah Onder Afdeling Telokbetong, yang terbentuk berdasarkan staatsblad 1912 Nomor 462. Berdasarkan ketetapan ini, wilayah Kota Bandar Lampung terdiri dari Telokbetong yang berkedudukan sebagai ibukotanya, beserta daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Sedangkan pada masa pendudukan penjajah Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan sebuah shi (kota) yang dikepalai oleh seorang shicho (orang Jepang), dan dibantu oleh fukushicho (orang pribumi).
Masa Sesudah Kemerdekaan Indonesia
Sejarah Kota Bandar Lampung pada masa sesudah kemerdekaan Indonesia terus mengalami banyak perubahan. Hal ini dimulai dengan dijadikannya kota Tanjungkarang dan Telokbetong sebagai bagian dari Kabupaten Lampung Selatan.
Namun setelah Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 diterbitkan, kota Tanjungkarang dan Telokbetong dipisahkan. Setelah pemisahan, kemudian kedua kota ini mulai dikenalkan dengan nama kota Tanjungkarang-Telukbetung.
Di tahun-tahun berikutnya, kota Tanjungkarang-Telukbetung terus mengalami perubahan. Kedua kota ini juga mengalami beberapa kali perluasan. Pada akhirnya keresidenan Lampung berubah status menjadi Provinsi Lampung di tahun 1965.
Penggantian status tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1965. Selanjutnya kota Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung serta ibukota Provinsi Lampung.
Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung kembali berubah status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung. Ditetapkan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 24 tahun 1983. Namun kemudian status ini kembali berganti dengan adanya Keputusan Menteri Dalam negeri Nomor 43 tahun 1998, tentang perubahan tata naskah dinas lingkungan Pemerintah Kabupaten dan Kotamadya DATI II seluruh Indonesia.
Keputusan Menteri Dalam Negeri tersebut selanjutnya ditindaklanjuti Walikota Bandar Lampung dengan dikeluarkannya surat keputusan Nomor 17 tahun 1999. Yang mana berisi perubahan penyebutan “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung.” Penyebutan nama inipun digunakan sampai sekarang.
Hari Jadi Kota Bandar Lampung
Tanggal 17 Juni 1682 adalah hari jadi Kota Bandar Lampung. Hal ini berdasarkan keterangan Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan), pada tanggal 17 Juni 1682. Bahwa, “Lampong Telokbetong di tepi laut adalah tempat kedudukan seorang Adipati Tumenggung Natanegara yang membawahi 3.000 orang”, dan hasil simposium hari jadi Kota Bandar Lampung tanggal 18 November 1982 serta Perda No 5 tahun 1983, yang dikeluarkan pada tanggal 26 Februari 1983.
Demikianlah sejarah Kota Bandar Lampung. Semoga ulasan ini dapat menambah wawasan kita tentang asal usul kota bersemboyan Tapis Berseri ini. Jika bermanfaat, bagikan informasinya melalui tombol di bawah ini.