Beranda » Sejarah » Cikal Bakal Suku Lampung dalam Sejarah Singkat Kerajaan Sekala Brak
Kerajaan Sekala Brak

Cikal Bakal Suku Lampung dalam Sejarah Singkat Kerajaan Sekala Brak

Serupa dengan daerah lain, pada zaman Hindu-Buddha, di Lampung juga terdapat Kerajaan Hindu yang bernama Kerajaan Sekala Brak. Sejarah yang tentunya patut digali agar tidak terlupakan seiring perubahan zaman.

Kerajaan Sekala Brak dianggap sebagai cikal bakal masyarakat Lampung. Oleh karena itu, Kerajaan ini akan selalu dibahas jika berkaitan dengan sejarah masyarakat Lampung. Berikut selengkapnya mengenai sejarah singkat Kerajaan Sekala Brak.

Suku Tumi

Suku Tumi dulunya hidup di lereng gunung tertinggi yang berada di Lampung, yakni Gunung Pesagi. Kemungkinan suku ini berasal dari India yang datang beberapa abad sebelum masehi. Nama suku Tumi sendiri asalnya dari nama Tamil, yang hingga saat ini masih ada di India.

Suku Tumi saat itu masih menganut kepercayaan animisme/dinamisme hingga kedatangan agama Hindu sekitar abad ke-1 Masehi. Agama Hindu datang beriringan dengan didirikannya Kerajaan Sekala Brak di daerah tersebut. Dengan demikian, Kerajaan Sekala Brak termasuk Kerajaan Hindu.

Di Sekala Brak, terdapat sebuah pohon yang sangat disucikan oleh Suku Tumi, bernama Belasa Kepampang. Pohon tersebut mempunyai dua cabang, yakni cabang nangka dan cabang sebukau dengan getah yang berbeda fungsinya. Getah cabang sebukau berbahaya bila terkena kulit manusia, dan hanya dapat diobati dengan getah dari cabang nangka.

Beberapa peninggalan dari Suku Tumi, antara lain, altar upacara, batu-batu, tapak bekas kaki, hingga tempat untuk eksekusi mati. Ada juga prasasti yang ditinggalkan oleh Kerajaan Sekala Brak ketika era Suku Tumi.

Kerajaan Sekala Brak

Kabarnya, kerajaan ini didirikan oleh Suku Tumi di abad ke-3 Masehi. Lokasi pusat kerajaan ini kabarnya berada di di lereng Gunung Pesagi, yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Lampung Barat. Pendiri kerajaan bernama Raja Buay Tumi yang sebelumnya memang merupakan pemimpin orang-orang Suku Tumi.

Baca juga » Sejarah Kabupaten Lampung Barat Sejak Mulai Terbentuk

Terdapat banyak versi nama dan penyebutan Sekala Brak. Versi tersebut, antara lain Sakala Bhra, Segara Brak, Sekala Beghak, dan Skala Brak, yang tentu semuanya memiliki arti masing-masing.

Sakala Bhra, misalnya memiliki arti titisan dewa. Arti ini merujuk pada Kerajaan Skala Brak yang bercorak Hindu. Kemudian, Segara Brak artinya adalah genangan air yang luas. Kalimat ini diketahui merujuk pada Danau Ranau. Skala Brak atau Sekala Beghak memiliki arti tetesan yang mulia. Sedangkan Sekala Brak, diketahui merujuk pada tumbuhan sekalan yang dapat dengan mudah ditemui di sekitar Gunung Pesagi.

Masyarakat dari Skala Brak pernah melakukan perpindahan secara bertahap karena beberapa sebab. Pertama, ketika Suku Tumi ‘terusir’ karena masuknya agama Islam. Kedua, ketika terjadi perselisihan internal di keluarga kerajaan. Pihak yang tidak terima dengan hasil kesepakatan dari perselisihan itu memilih pindah ke tempat lain. Ketiga, setelah terjadi gempa bumi yang cukup besar.

Selain itu, ketika aturan adat menetapkan bahwa hak waris hanya untuk anak tertua, banyak anak muda Skala Brak memilih pindah. Dengan kepindahan tersebut, mereka berharap akan mendapatkan status sosial yang lebih baik.

Kerajaan Terbagi Menjadi 4 Wilayah

Kerajaan Sekala Brak bertahan sangat lama, setidaknya sampai abad ke-16 M, empat pangeran dari Pagaruyung datang dengan maksud meluaskan kekuasaan. Setelah Ratu Sekerumong berhasil digulingkan, wilayah kerajaan ini dibagi menjadi empat, yakni Inder Gajah, Belunguh, Sikin, dan Pak Lang. Selain meluaskan kekuasaan, mereka juga memiliki kepentingan untuk menyebarkan islam.

Di bawah empat kepaksian tersebut, peradaban di Sekala Brak berkembang pesat. Sebagai contoh, memiliki relasi dagang yang luas dengan kerajaan lain di Nusantara. Bukan hanya itu, relasi dagang yang terjalin bahkan sampai pada kerajaan di India dan Cina.

Sempat mengalami masa sulit selama Indonesia dijajah Belanda, para pemimpin Kepaksian Sekala Brak tetap berusaha melestarikan tradisi kerajaan. Hingga sejak tahun 2014, rutin diadakan Festival Sekala Brak, sekaligus untuk memperingati hari lahir Lampung Barat. Dengan adanya festival tersebut, diharapkan warisan budaya nenek moyang suku Lampung dapat dilestarikan.

Sekarang Anda sudah paham bukan sekilas sejarah mengenai Kerajaan Sekala Brak? Semoga ulasan ini bermanfaat.